Nasib Malang Bastianini: Dari Mimpi Besar ke Derita Cedera Beruntun

Zaidan Umar
Karier Enea Bastianini di kancah MotoGP sempat bernasib malang diterpa badai cedera. Foto: MotoGP

JAKARTA, iNewsPemalang.id – Karier Enea Bastianini di kancah MotoGP sempat menjulang harapan tinggi, namun yang terjadi justru sebaliknya: badai cedera yang menghantam tanpa ampun, mengubah musim impian menjadi mimpi buruk berkepanjangan.

Pebalap asal Italia itu digadang-gadang sebagai calon penantang serius juara dunia usai tampil impresif dan finis ketiga di klasemen akhir MotoGP 2022. Promosinya ke tim pabrikan Ducati seharusnya menjadi tonggak emas kariernya—sebuah panggung utama yang layak untuk pebalap berbakat sepertinya. Ia dijadwalkan menjadi rival berat sang juara bertahan sekaligus rekan setimnya, Francesco Bagnaia. Tapi alih-alih mencetak sejarah, nasib justru mempermainkannya.

Malapetaka datang lebih awal dari yang diduga. Seri pembuka di Portugal menjadi titik awal kejatuhan saat Bastianini mengalami kecelakaan hebat yang membuat tulang bahunya patah. Absen di empat seri awal menjadi pukulan telak. Ia mencoba bangkit saat tampil di kandang sendiri, Mugello, namun sayangnya, kesialan belum ingin menjauh.

Kecelakaan kembali menimpanya di Catalunya. Kali ini lebih parah: cedera kaki dan tangan memaksanya menepi lagi, melewatkan tiga seri tambahan. Musim 2023 seakan menjadi rentetan luka—fisik dan mental. Meski sempat kembali membalap di Mandalika dan bahkan meraih kemenangan emosional di Sepang, itu belum cukup menutup musim penuh luka. Bastianini hanya mampu mengumpulkan 84 poin dan terdampar di posisi ke-15, pencapaian terburuk sepanjang kariernya di MotoGP.

“2023 seharusnya menjadi tahunku. Aku bergabung dengan tim pabrikan, punya motor terbaik, dan semua elemen untuk meraih gelar juara dunia. Tapi di balapan pertama, semuanya runtuh,” ujar Bastianini dalam sebuah sesi siniar bersama Mig Babol.

“Aku kembali setelah cedera, tapi tidak dalam kondisi terbaik—bahkan tidak 70 persen. Aku hanya bisa menyelesaikan beberapa putaran sebelum benar-benar kehabisan tenaga. Lalu Barcelona datang, dan aku cedera lagi. Patah kaki, patah tangan... Aku harus menyerah. Tapi kemudian, walaupun belum fit sepenuhnya, aku balapan di Malaysia dan menang. Itu sedikit mengobati semuanya,” kenangnya.

Editor : Aryanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network