PEMALANG, iNews.id – Seorang wanita asal Pandeglang Banten berhasil memanfaatkan limbah kayu untuk diolah menjadi jam tangan yang unik dan berkualitas.
Selain laris terjual di Indonesia, Wanita yang bernama Rizki Pebriani itu bahkan sukses menjual jam tangan kayu tersebut hingga menembus pasar Eropa. Jam tangan kayu buatan Rizki ini dibanderol dengan harga mulai dari Rp 400 ribu hingga Rp 1 Juta per jam tangan.
Untuk membuat jam yang berkualitas, Rizki menggunakan limbah kayu jati, kayu sonokeling, dan kayu mapel sebagai bahan baku utamanya. “Terbuat dari kayu jati, kayu sonokeling sama kayu mapel” ucap Rizki.
Bisnis milik Rizki berawal dari hobinya yang sangat menyukai kayu. Ia kemudian terinspirasi dengan trend di dunia yang mengusung tema back to nature.
Rizki juga melihat peluang bisnis kayu ini cocok dengan kondisi Indonesia yang memiliki persediaan kayu yang sangat melimpah. Hal inilah yang akhirnya membuat Rizki memproduksi jam tangan yang berasal dari limbah kayu.
“Awal mulanya itu dari kegiatan hobi yang sangat menyukai kayu. Jadi kemudian terinspirasi dengan trend dunia. Jam kayu itu kan dimulai dari luar kalau ngga salah” tutur Rizki
“Terus Indonesia kan terkenal dengan kayu-kayunya tuh. Jadi sebenarnya konsep back to nature itu udah relate banget lah dengan kondisi Indonesia yang suplai kayunya juga berlimpah, maka inspirasinya itu dari situ” lanjut Rizki.
Dalam menjalankan bisnis, sudah pasti menemui suatu kendala. Bisnis milik Rizki ini sempat terkendala saat maraknya pandemi Covid -19, namun kini diketahui bisnis tersebut sudah mulai kembali berkembang.
Selain kendala pandemi Covid – 19, Rizki juga menghadapi kendala lain yaitu bahan baku kayu yang ia gunakan mulai berkurang.
“Kesulitannya paling ketersediaan kayu sonokeling yang sudah semakin berkurang, kemudian juga kayu mapel juga itu kan limbah dari pabrik ya, kadang kita nggak kebagian gitu,” jelas Rizki
Rizki Pebriani berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan penyediaan kayu untuk para pelaku UMKM pengrajin jam tangan kayu.
Editor : Abdul