59 Tahun Berkarya untuk Melestarikan Soreng
Sanggar seni yang sudah berkiprah lebih dari separuh abad itu tak hanya tampil di daerah Magelang saja.
SWS bahkan pernah menjadi bintang tamu saat upacara 17 Agustus di Istana Negara pada 2019 dibawah asuhan Eko Supriyanto (Eko Pece).
Seorang penari, Sulistyo (28) mengaku, ia dan rekan-rekan SWS merasa bangga dengan pengalaman tersebut.
"Kami juga pernah pentas kebudayaan membawakan Tari Soreng ke Jakarta Bali Surabaya," kata Sulis.
Menurut dia, penampilannya di berbagai kota besar dan Istana Merdeka itu menjadi pengalaman sekaligus pembelajaran baru.
"Saya dan teman-teman bisa mengasah kreativitas, kemampuan sekaligus bangga tentunya, tarian kami bisa dilihat langsung Presiden Republik Indonesia," ujarnya.
Sulis pun berharap, SWS bisa mengembangkan sayap dan berkarya di kancah internasional.
Sementara itu, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta yang juga pendamping SWS, Harji, mengatakan, Tari Soreng Bandungrejo sebagai kesenian rakyat, mempunyai keunikan yang dapat dilihat pada garap cerita, gerak tari, tata rias, tata busana, dan musik pengiringnya.
"Keunikan bentuk dan daya tarik itulah yang menjadi aset wisata Magelang," jelasnya.
Lebih lanjut, Harji menuturkan, hingga saat ini SWS menjadi laboratorium kesenian dan pusat konservasi kesenian Soreng karena warganha konsisten dalam gerak musik dan rasa.
Editor : Anila Dwi