Delapan tahun kemudian, tepat di tahun 1912, Keluarga Van Deventer, tokoh Politik Etis kala itu, menggagas berdirinya pembangunan Sekolah Kartini.
Sekolah itu dibangun oleh Yayasan Kartini yang ada di Semarang. Hingga tak lama kemudian, pembangunan Sekolah Kartini pun tersebar di Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan beberapa daerah lain.
Peringatan Hari Kartini merupakan bentuk untuk menghormati perjuangan dari R.A. Kartini dalam mewujudkan kesetaraan kaum perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan secara umum kesetaraan gender di semua bidang.
Paska wafatnya R.A. Kartini pada 17 September 1904, seorang Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda, Mr.J.H Abendanon kemudian membukukan surat-surat Kartini dengan teman-temannya yang ada di Eropa dengan judul “Door Duisternis Tot Licht” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Editor : Aryanto