get app
inews
Aa Text
Read Next : Edan! Modus Penipuan Makin Canggih, Scan QR atau QRIS, Saldo Ludes Terkuras

Rupiah Melemah ke Rp16.416 per Dolar AS, Tertekan Sentimen Pasar dan Antisipasi Kebijakan The Fed

Senin, 15 September 2025 | 20:12 WIB
header img
Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025). Foto: Dok.net

JAKARTA, iNewsPemalang.id — Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini, Senin (15/9/2025). Rupiah ditutup di level Rp16.416 per dolar AS, melemah 40 poin atau setara 0,25 persen dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia, yakni Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mencatat nilai rupiah pada posisi Rp16.405 per dolar AS pada perdagangan sore ini.

Pelemahan rupiah terjadi di tengah penguatan mayoritas mata uang di kawasan Asia dan negara-negara maju. Sejumlah mata uang regional justru mencatatkan penguatan, seperti won Korea Selatan yang naik signifikan sebesar 0,39 persen, disusul ringgit Malaysia yang menguat 0,44 persen. Yen Jepang juga mencatatkan apresiasi sebesar 0,16 persen, sementara rupee India dan dolar Singapura sama-sama menguat 0,11 persen. Yuan China dan dolar Hong Kong pun turut mencatatkan penguatan tipis, masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,04 persen.

Sebaliknya, pelemahan terjadi pada peso Filipina yang turun 0,13 persen dan baht Thailand yang mencatatkan koreksi terdalam di kawasan, yakni sebesar 0,54 persen.

Di luar Asia, mata uang negara-negara maju menunjukkan penguatan seragam terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris naik 0,19 persen, euro kawasan Eropa menguat tipis 0,01 persen, franc Swiss meningkat 0,04 persen, serta dolar Kanada dan dolar Australia masing-masing naik 0,06 persen dan 0,17 persen.

Analis pasar keuangan dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah disebabkan oleh meningkatnya kehati-hatian investor menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan digelar dalam waktu dekat. Pasar tengah mencermati arah kebijakan suku bunga The Fed di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Investor cenderung wait and see menjelang keputusan FOMC. Ketidakpastian ini mendorong penguatan dolar AS dan menekan mata uang emerging markets, termasuk rupiah," ujar Lukman kepada media, Senin (15/9).

Editor : Aryanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut