Begitu kabar itu diterima, para pemuda Pemalang bergerak cepat. Mereka menyebarluaskan berita kemerdekaan dari kota hingga pelosok desa, menggugah semangat rakyat untuk segera mengambil alih kendali daerah dari tangan pendudukan Jepang.
Aksi Lokal: Mengibarkan Bendera dan Mengambil Alih Kekuasaan
Rapat-rapat rahasia pun digelar di berbagai titik. Tokoh masyarakat dan guru menjadi motor penggerak aksi-aksi revolusioner. Di antara langkah awal yang dilakukan adalah:
- Pengibaran bendera Merah Putih di sekolah-sekolah dan kantor pemerintahan.
- Pengambilalihan pos-pos strategis yang sebelumnya dikuasai Jepang.
- Pembentukan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) sebagai perwakilan pemerintahan Republik Indonesia di tingkat lokal.
Di sejumlah wilayah seperti Comal, Petarukan, dan Belik, terjadi perlawanan bersenjata. Meski hanya bersenjatakan alat seadanya, para pemuda dan rakyat dengan keberanian tinggi menghadapi tentara Jepang yang masih bertahan di beberapa titik. Peristiwa perampasan senjata dan logistik menjadi bagian dari perjuangan fisik yang berlangsung di masa transisi tersebut.
Pembentukan Pemerintahan Republik
Memasuki akhir Agustus hingga awal September 1945, kekuasaan Jepang di Pemalang praktis runtuh. Kepemimpinan lokal mulai dibentuk dengan struktur pemerintahan baru yang bernaung di bawah Republik Indonesia. Tentara Jepang, sebagian diserahkan ke pihak pejuang, sebagian lainnya ditarik mundur.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait