PEMALANG, iNewsPemalang.id – Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tengah menghadapi tekanan serius akibat cuaca ekstrem. Intensitas hujan tinggi, banjir, rob (banjir pesisir), dan longsor dilaporkan terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Laporan dari BMKG dan BPBD Pemalang menunjukkan bahwa kondisi ini bukan sekadar potensi, tapi telah menimbulkan dampak nyata di berbagai sektor.
Hujan Lebat dan Peringatan Dini BMKG
BMKG secara rutin mengeluarkan peringatan dini untuk wilayah Pemalang, yang masuk dalam zona rawan cuaca ekstrem. Pada akhir Januari 2025, daerah ini berada dalam status awas untuk curah hujan tinggi. Hujan intens menyebabkan debit air sungai meningkat drastis.
Sungai Meluap, Rob Mengancam
Luapan sejumlah sungai besar, termasuk Sungai Comal, menyebabkan banjir di beberapa kecamatan seperti Comal, Petarukan, dan Ulujami. Selain itu, wilayah pesisir Pemalang juga dihantui banjir rob, terutama saat fase bulan purnama dan pasang laut tinggi. BMKG mencatat adanya peningkatan tinggi muka air laut yang berdampak pada pemukiman dan aktivitas ekonomi pesisir.
Longsor Rusak Infrastruktur
Hujan lebat di wilayah perbukitan memicu tanah longsor dan pergerakan tanah. Salah satu titik terdampak terjadi di Kecamatan Watukumpul, di mana akses jalan desa Wisnu–Majakerta rusak parah sepanjang 200 meter akibat longsor.
Dampak Meluas: Dari Keselamatan Warga hingga Kerugian Ekonomi
1. Masyarakat dan Keselamatan:
Evakuasi warga dilakukan di desa-desa terdampak banjir, seperti Desa Pesantren. Aktivitas sehari-hari terganggu dan risiko keselamatan meningkat di kawasan rawan longsor.
2. Infrastruktur:
Selain jalan desa yang rusak, sejumlah fasilitas vital ikut terdampak. Pintu air Bendungan Nambo sempat berada di level awas akibat tingginya debit air.
3. Lingkungan:
Longsor dan banjir menyebabkan erosi, sedimentasi sungai, hingga kerusakan vegetasi. Aliran sungai yang tersumbat memperparah genangan.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait