PEMALANG, iNewsPemalang.id — Kabupaten Pemalang menunjukkan geliat ekonomi yang stabil pasca pandemi, namun sejumlah tantangan struktural masih membayangi. Dari kemiskinan yang masih tinggi hingga ketergantungan pada sektor primer, transformasi ekonomi menjadi fokus utama pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.
Kemiskinan: Turun, Tapi Belum Ideal
Tingkat kemiskinan di Pemalang pada 2024 tercatat sebesar 14,92%, mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (15,03%). Meski demikian, jumlah ini masih tergolong tinggi dibandingkan rata-rata provinsi maupun nasional. Secara absolut, sekitar 194.200 jiwa di kabupaten ini masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah daerah menyadari bahwa meskipun tren penurunan ini positif, upaya pengurangan kemiskinan harus diperkuat, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kerentanan sosial yang tinggi.
Pertumbuhan Ekonomi: Stabil, Tapi Menurun
Setelah pandemi COVID-19, Pemalang berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 4%, namun pada 2023, pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 4,14%, dibandingkan 5,08% pada tahun sebelumnya.
Struktur ekonomi Pemalang masih sangat bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan, yang menyumbang porsi besar dalam PDRB. Namun, geliat sektor industri pengolahan dan manufaktur mulai terasa, memberikan harapan baru untuk diversifikasi ekonomi daerah. Pemerintah mencermati bahwa meningkatnya peran sektor sekunder juga mulai berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat.
Tenaga Kerja dan Pengangguran
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan tren menurun dalam beberapa tahun terakhir, dari 6,71% (2021) menjadi 6,53% (2023). Meskipun demikian, angka ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional.
Ketimpangan antara pertumbuhan lapangan kerja dan ketersediaan tenaga kerja lokal menjadi perhatian. Peningkatan kapasitas SDM dan pemerataan akses kerja masih menjadi pekerjaan rumah penting bagi Pemalang.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM): Menuju Lompatan Kualitas
Pada 2023, IPM Pemalang tercatat di angka 68,08, naik dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, capaian ini masih tertinggal dari rata-rata provinsi Jawa Tengah maupun nasional.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait