Jawa Tengah, iNewsPemalang.id - Desa menjadi salah satu wilayah yang lekat dengan kata 'tertinggal'. Letaknya yang berada di pelosok kota, membuat eksistensi desa kurang dilirik oleh masyarakat.
Namun berbeda dengan desa lainnya, beberapa desa berikut justru memiliki sistem pelayanan yang mengikuti arus perkembangan digital. Inovasi dan kreativitas penduduknya memiliki wadah tersendiri untuk kemajuan daerah.
Inilah 3 desa yang dijuluki sebagai 'Desa Pintar' di wilayah Jawa Tengah, diantaranya :
1. Desa Ponggok
Desa Ponggok terletak di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa ini dihuni oleh 2.300 jiwa penduduk dan telah dijuluki sebagai Desa Pintar.
Bukan hanya terkenal lewat wisatanya yang bernama Umbul Ponggok, desa ini bahkan telah menggencarkan berbagai fasilitas digital. Hal itu diungkapkan oleh Junaidi Mulyono selaku kepala desa kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Di era digitalisasi ini, desa jangan sampai ketinggalan. Maka kami ingin menggunakan kemajuan IT ini untuk mendukung pengembangan desa,” kata Junaidi saat bertemu Ganjar, di Ruang Kerja Gubernur.
Junaidi kemudian mengajak para remajanya untuk memamerkan aplikasi terbaru bernama 'Desa Pintar'. Aplikasi tersebut merupakan sebuah software yang berisi informasi mengenai peta desa, masyarakat, kebijakan, pembangunan-pembangunan, BUMDes, penggunaan dana desa dan lain - lain.
Bahkan menurut Junaidi, aplikasi Desa Pintar sudah bisa diinstal lewat google playstore karena telah berbasis android.
“Termasuk ada wisata, potensi desa, pelayanan publik dan semua bentuk informasi lain yang ada di desa. Semua disajikan dalam satu aplikasi yang dapat diunduh di google playstore karena sudah berbasis android,” jelasnya.
Selain menyajikan sejumlah informasi, aplikasi ini juga berisi data - data yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa.
“Harapannya dengan data yang tersusun rapi, maka semua program dapat berjalan dengan lancar. Hal ini juga sesuai dengan Nawacita Pak Presiden Joko Widodo,” beber Junaidi.
Inovasi itu pun lantas menarik antusias Ganjar sebagai salah satu contoh keterbukaan informasi publik.
“Ini keren. Desa saja bisa secanggih ini, informasinya terbuka lebar, sudah pintar betul desanya. Saya membayangkan kalau setiap desa buat seperti ini, akan membantu sekali bagi provinsi. Ini mudah-mudahan menjadi contoh bagi desa lainnya,” ucapnya.
Sebagai informasi, Desa Ponggok merupakan sebuah desa dengan penghasilan tertinggi di Jawa Tengah yakni mencapai 16 milyar per tahun lewat beberapa tempat wisata dan unit bisnis yang dikelola BUMDes pada tahun 2018.
Desa ini juga mendapatkan julukan sebagai berliannya desa di Indonesia oleh Ganjar Pranowo karena inovasi dan kreativitas para warganya.
“Ponggok itu bisa diibaratkan sebagai berliannya desa di Indonesia. Ponggok dengan segala kelebihannya, mampu terus berinovasi. Ini sangat membanggakan khususnya bagi Jawa Tengah,” pungkas Ganjar Pranowo.
2. Desa Krandegan
Desa Krandegan berada di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. Desa ini juga telah dijuluki sebagai Desa Pintar karena hampir semua urusan pelayanan desa sudah berbasis digital.
Jenis aplikasi yang sudah dikembangkan oleh Desa Krandegan diberi nama aplikasi Si Polgan. Aplikasi ini menjadi slah satu sarana yang memudahkan masyarakat dalam mengurus administrasi, mulai dari pengurusan izin, informasi dana desa, laporan kejadian gawat darurat dan sebagainya.
Bukan hanya itu, untuk mendongkrak pasar UMKM di kawasannya, Kepala Desa Krandagen yaitu Dwinanto juga telah meresmikan sebuah aplikasi toko online yang diberi nama tokodesaku.id.
Aplikasi tersebut berfungsi untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli di wilayah desa, apalagi sejak adanya pandemi covid-19. Dwinanto menyebut bahwa aplikasi yang dikembangkan desanya dapat dibeli oleh desa lain dengan harga Rp. 5juta.
Ia mengungkapkan bahwa pendapatan terbesar di desanya diperoleh lewat jual beli produk digital, yang mana penjualan tersebut dikelola menggunakan BUMdes.
"Bisnis penjualan aplikasi ini kami kelola menggunakan BUMdes. Jadi, penghasilan terbesar desa kami saat ini dari jualan produk digital," terangnya.
Selain itu, pengembangan Desa Krandegan juga tak hanya seputar produk digital, melainkan meliputi pemanfaatan teknologi pengairan sawah tadah hujan dengan menggandeng CSR perusahaan, optimalisasi zakat, infaq dan sedekah untuk penanggulangan kemiskinan, serta jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu.
"Sawah kami yang tadinya panen setahun sekali, sekarang bisa tiga kali karena adanya sistem irigasi yang kami kerjakan dengan CSR. Warga miskin yang tidak mendapat jaminan dari negara, kami bantu dari dana zakat infaq sedekah itu. Selain itu, warga miskin yang tidak tercover BPJS, juga bisa berobat gratis dengan biaya dari dana sosial yang dikelola tersebut," ujarnya.
Inovasi tersebut juga ikut serta menarik antusia Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menurutnya selain memudahkan masyarakat, rangakaian kretivitas itu juga dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi para tenaga kerja Indonesia khususnya di Jawa Tengah.
"Ini keren, bagus. Kadesnya kreatif sekali, dia membuat banyak sekali aplikasi yang tidak hanya memudahkan masyarakat tapi juga memunculkan lapangan kerja baru," kata Ganjar.
3. Desa Banyubiru
Desa Banyubiru terletak di Kabupaten Semarang dan menyandang predikat sebagai desa terbaik dalam lomba perkembangan desa tingkat Jawa Tengah tahun 2021.
Desa ini juga merupakan salah satu dasa yang hidup berdampingan dengan layanan digital. Salah satu inovasi yang mengarah pada pelayanan umum berbasis teknologi yakni dengan terciptanya sebuah aplikasi toko online yang menawarkan berbagai produk unggulan desa.
“Kami memanfaatkan internet untuk menawarkan aneka produk unggulan desa. Semacam toko online untuk memperluas pemasaran berbagai hasil usaha warga,” ungkap Kepala Desa Banyubiru, Sri Anggoro.
Untuk itu, Pemerintah Desa (Pemdes) juga membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) agar mempermudah pengelolaan potensi ekonomi di wilayahnya.
“Karenanya, pemdes juga membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk mengelola potensi ekonomi desa,” ungkapnya.
Bukan hanya itu, masyarakat Desa Banyubiru juga dapat mengurus berkas administrasi kependudukan, mulai dari berbagai surat keterangan desa hingga pembayaran pajak.
“Pelayanan pemerintahan desa bersentuhan langsung dengan warga. Kita upayakan keterpaduan program kerja dengan pemberdayaan masyarakat,” tandas Bupati Semarang Ngesti Nugraha.
Nah, itulah 3 desa dengan pengembangan teknologi terbaik di Jawa Tengah. Sebagai penyandang predikat 'Desa Pintar', tentu menjadi acuan bagi desa lainnya agar bisa tumbuh berdampingan bersama teknologi digital.
Editor : Lazarus Sandya Wella