Jejak Perjuangan Jenderal Soedirman: dari Guru Muhammadiyah jadi Panglima Besar TNI

Meski dalam kondisi sakit, Soedirman tetap memimpin perjuangan. Saat Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948 dan menduduki Yogyakarta, Soedirman menolak menyerah. Ia memimpin perang gerilya selama tujuh bulan, bergerak dari hutan ke hutan bersama pasukan kecil dan dokter pribadinya. Dari markas di lereng Gunung Lawu, ia mengomandoi perlawanan termasuk Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang dipimpin Letkol Soeharto.
Setelah Belanda mulai menarik pasukannya dan pengakuan kedaulatan Indonesia semakin dekat, Soedirman kembali ke Yogyakarta pada Juli 1949. Namun kondisi kesehatannya memburuk. Ia pensiun dan menetap di Magelang hingga wafat pada 29 Januari 1950, sebulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia secara resmi.
Editor : Aryanto