KATHMANDU, iNewsPemalang.id – Ketegangan yang selama ini membara di bawah permukaan meledak menjadi kekacauan brutal di Nepal, Selasa (9/9), setelah pemerintah menerapkan kebijakan kontroversial yang melarang penggunaan media sosial. Keputusan ini menjadi pemicu utama gelombang demonstrasi besar-besaran yang digerakkan oleh generasi muda, khususnya Gen Z, yang selama ini menjadikan media sosial sebagai sarana utama menyuarakan keresahan terhadap korupsi dan kegagalan kepemimpinan.
Dalam hitungan jam, protes yang awalnya damai berubah menjadi kerusuhan luas. Ribuan demonstran turun ke jalan di Kathmandu dan kota-kota besar lainnya, membakar simbol-simbol kekuasaan yang dianggap sudah kehilangan legitimasi.
Pemicu Krisis: Rezim Bungkam Suara Rakyat
Kemarahan publik meledak setelah pemerintah Nepal mengumumkan pembatasan akses terhadap media sosial populer seperti TikTok, Facebook, dan X (sebelumnya Twitter), dengan dalih menjaga “keharmonisan sosial”. Namun, langkah itu justru dianggap sebagai upaya sistematis membungkam kritik dan memutus komunikasi di kalangan pemuda—generasi yang paling vokal terhadap maraknya korupsi dan stagnasi politik.
Gabungan antara kekecewaan atas ketidakadilan, krisis ekonomi, dan sensor digital menjadi bara dalam sekam yang akhirnya membakar ibu kota.
Puncak Amarah: Rumah Pejabat Dibakar, Parlemen Diserbu
Kekacauan mencapai puncaknya saat massa membakar kediaman para pejabat tinggi negara. Rumah Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel menjadi sasaran utama. Rekaman dramatis yang beredar luas menunjukkan aksi massa menghancurkan dan membakar rumah Presiden dengan brutal.
Mantan PM Pushpa Kamal Dahal dan Sher Bahadur Deuba juga tak luput dari amukan rakyat. Rumah Menteri Energi Deepak Khadka dilaporkan mengalami kerusakan parah akibat serbuan massa.
Tak berhenti di situ, ratusan demonstran menyerbu Gedung Parlemen Nepal. Asap mengepul dari gedung ikonik tersebut, menandai simbol runtuhnya kepercayaan rakyat terhadap institusi negara.
Bandara Lumpuh, Korban Jiwa Berjatuhan
Dampak kerusuhan menyebar cepat. Bandara Internasional Tribhuvan ditutup sementara, memicu kekacauan di sektor transportasi. Pemerintah memberlakukan status siaga nasional.
Editor : Aryanto
Artikel Terkait
