"Saya melakukan ini rutin sejak tahun 2013. Jadi rumah saya ke halte Transjakarta itu 200 meter, dekatlah. Dari situ, sambung ke MRT sampai Mabes, aman tidak ada macet. Kadang-kadang naik angkot," kata Yehu.
Menurut Yehu, keuntungan yang didapat saat ia menaiki angkutan umum adalah biaya yang murah dan juga antimacet. Selain itu, ia juga dapat lebih cepat sampai kentor ketimbang harus menggunakan kendaraan pribadi.
Kebiasaan tersebut rupanya terbentuk saat ia menempuh pendidikan di Tokyo dan Amerika Serikat (US).
Dia juga sempat membagikan ceritanya mengenai warga di negara maju yang lebih suka bepergian menggunakan angkutan umum. Termasuk para siswa yang tidak mengeluh saat diajak menaiki beberapa transportasi umum untuk mengelilingi ibu kota Jepang tersebut.
"Jadi saya masuk kampus, sampai kampus 'hari ini kan akan city tour, kita keliling Kota Tokyo. Rupanya diajak jalan kaki, naik MRT, naik angkutan umum, dan tidak ada yang komplain, semua senang," kata mantan Kapolres Minahasa tersebut.
Editor : Lazarus Sandya Wella