Curah Hujan Masih Tinggi di Pemalang Saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

2. Suhu Muka Laut yang Tetap Hangat
Perairan di sekitar utara dan selatan Jawa tercatat memiliki suhu muka laut yang lebih tinggi dari rata-rata. Hal ini meningkatkan penguapan dan memperkaya kelembapan udara, mendukung terbentuknya awan konvektif penyebab hujan.
3. Aktivitas Gelombang Atmosfer Global
Fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin, dan Rossby sedang aktif di wilayah Indonesia. Fenomena ini memicu peningkatan pertumbuhan awan dan konveksi skala besar di wilayah tengah dan selatan Indonesia, termasuk Jawa Tengah.
4. Konvergensi Massa Udara di Jawa Tengah
BMKG juga mencatat adanya pertemuan massa udara (konvergensi) di wilayah utara Jawa Tengah. Pertemuan ini menyebabkan udara naik ke atmosfer dan membentuk awan hujan. Kondisi atmosfer yang labil turut memperparah pembentukan awan.
5. La Niña Lemah
Walaupun hanya dalam kategori lemah, fenomena La Niña berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. La Niña mendorong terbentuknya daerah tekanan rendah (Low Pressure Area) yang memperkuat suplai kelembapan.
Hujan Masih Berlanjut hingga Oktober
BMKG memprediksi kondisi ini akan terus berlangsung hingga Oktober 2025. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lokal, tanah longsor di daerah rawan, serta gangguan aktivitas pertanian dan perikanan akibat cuaca yang tidak menentu.
Editor : Aryanto