SF Bantah Pernah Kerja Sama Dengan Dinsos Kabupaten Tegal Dalam Pengadaan Kaki Palsu Tahun 2021

Lazarus Sandya Wella
Sinergi Foundation secara resmi menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melakukan kerja sama dengan Dinsos Kabupaten Tegal dalam pengadaan kaki palsu tahun 2021

Untuk itu, pihak SF meminta Dinas Sosial Kabupaten Tegal melakukan klarifikasi bahwa penyaluran kaki palsu pada bulan November 2021 tidak melibatkan Yayasan Semai Sinergi Umat (Sinergi Foundaton), melainkan murni melakukan transaksi pengadaan kaki palsu langsung dengan pihak pembuat tanpa melibatkan Sinergi Foundation sedikitpun.

Fahmi Minta Dinas Sosial 'Buka-Bukaan' Soal SPJ Pengadaan Kaki Palsu Tahun 2021

Dalam wawancara dengan tim iNews.id, Fahmi menjelaskan bahwa pihaknya telah dipanggil oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Nurhayati, pada Senin kemarin (24/10/2022).

Dalam pembicaraan tersebut Fahmi mengaku ditawari kaki palsu pengganti dengan alasan masih bergaransi, namun tawaran itu langsung ditolaknya. 

Fahmi meminta Dinsos Kabupaten Tegal transparan soal berapa anggaran dalam pengadaan barang kaki palsu tahun 2021. Bukan tanpa alasan, Fahmi menduga kaki palsu yang diberikan tak sesuai spesifikasi dan standar produk. 

"Saya dapat informasi kalau pengadaan kaki palsu tahun 2021 lalu pakai anggaran PIK (Percepatan Infrastruktur Kecamatan) dengan nilai Rp 9,5 juta per satu unit, tapi DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)-nya hanya Rp 3,5 juta. Makanya saya minta salinan SPJ," tegas Fahmi. 

Surat permohonan salinan SPJ kegiatan kaki palsu tahun 2021 telah disampaikan langsung kepada Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tegal, Nurhayati, usai pertemuannya di kantor Dinsos. 

"Sudah saya serahkan kepada Ibu Kepala Dinas, sudah ditanda tangani juga oleh beliau. Tembusannya ke Kejari, Polres, Komisi KIP Jateng, dan DPR RI. Minggu depan akan saya pastikan lagi sudah ada atau belum," ungkap Fahmi. 

Fahmi mengaku tergerak hati untuk membuat persoalan ini jelas dan terang benderang. Dirinya menegaskan tidak ada motif lain selain menyuarakan keluh kesah yang dialami teman-teman disabilitas. 

"Yang difabel itu hanya fisik kami, bukan mental dan jiwa kami. Mungkin banyak diantara kami yang bungkam, karena merasa takut untuk bicara jujur," pungkasnya.

Editor : Lazarus Sandya Wella

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network