Kemudian, nanas segar tersebut digiling menggunakan alat penggiling tradisional yang dioperasikan oleh salah satu warga dengan memasukkan satu per satu nanas ke dalam mesin tersebut.
Setelah dihaluskan, nanas kemudian direbus menggunakan wajan yang berukuran sangat besar sesuai dengan kuantitas nanas yang akan diolah. Nanas tersebut dipanaskan diatas tungku tradisional berbahan bakar kayu kering dengan api sedang.
Setelah itu, sekelompok ibu ibu yang berada di dapur menyangrai tepung ketan diatas kompor dengan api kecil. Sambil menungu tepung berhasil disangrai, ibu ibu lainnya pun turut mempersiapkan parutan kelapa yang akan dicampurkan.
Uniknya, semua proses pembuatan dodol ini masih dilakukan secara tradisional tanpa menggunakan mesin maupun pengawet sehingga kualitas rasa akan selalu terjaga.
Kemudian saat kelapa sudah selesai diparut, mereka kemudian memisahkan antara ampas dan santannya untuk di rebus diatas kompor menggunakan api kecil. Ketika santan sudah dirasa mendidih, mereka pun memasukkan nanas yang telah direbus tadi ke dalam wajan untuk dicampurkan.
Sesudah itu, adonan nanas dan santan yang sudah tercampur merata kemudian ditambahkan tepung ketan yang telah disangrai beserta gula halus secara bertahap sampai adonan mengental.
Editor : Lazarus Sandya Wella