2. Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur
Wae Rebo merupakan desa tradisional yang berada di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. Sebutan 'Wae' diartikan sebagai 'air' dalam Bahasa Manggarai.
Uniknya, di kampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut sebagai Mbaru Niang. Mbaru Niang merupakan sebuah rumah berbentuk lumbung kerucut sebagai wujud keselarasan manusia dengan alam serta dinila sebagai cerminan fisik dari kehidupan sosial Suku Manggarai.
Sebagai desa yang dijuluki 'desa di atas awan', usia kampung adat ini terbilang cukup legendaris. Pasalnya, kampung ini disebutkan sudah berumur 1200 tahun dan sudah memasuki generasi ke 20. Dimana 1 generasi berusia 60 tahun lamanya.
Selain itu, sebanyak 44 keluarga di kampung ini rata - rata berprofesi sebagai petani. Sektor pertaniannya pun cukup beragam, diantaranya kopi, cengkeh, dan umbi - umbian.
3. Suku Kajang Ammatoa, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Berikutnya yaitu Desa Adat Suku Kajang yang berada di Desa Tana Toa, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Secara geografis desa ini dibagi menjadi dua bagian, yakni Kajang Dalam (Suku Kajang, mereka disebut “Tau Kajang”) dan Kajang Luar (orang-orang yang berdiam di sekitar Suku Kajang yang relatif modern, mereka disebut “Tau Lembang).
Dengan dipimpin oleh seorang Ammatoa ( julukan pemimpin di Suku Kajang yang diperoleh secara turun temurun ), desa tersebut berhasil menyandang predikat sebagai salah satu suku paling ditakuti di dunia.
Editor : Lazarus Sandya Wella